PEKANBARU - Kabarmonitor.com Komandan Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Marsma TNI Mohammad Nurdin beserta para pejabat Lanud Roesmin Nurjadin mengikuti Seminar Nasional bertema “Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia: Tinjauan Strategi Pertahanan Nusantara” secara daring melalui video conference bertempat di BCDS A Wing Udara 6 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Rabu (20/9/2023).
Selain para pejabat Lanud Roesmin Nurjadin, vicon Seminar Nasional dalam rangka menyambut HUT TNI ke -78 ini juga diikuti oleh 39 Perwira dari berbagai satuan di Lanud Roesmin Nurjadin.
Melalui seminar ini diharapkan bisa menjadi pijakan yang kokoh bagi TNI dalam mengembangkan dan memberikan rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas di masa depan.
Membuka acara Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., C.S.F.A., dalam sambutannya mengatakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki posisi sangat strategis sebagai nexus perdagangan dunia dimana 30-40% dari total perdagangan laut dunia melintasi Indonesia. Selain itu berada di persimpangan dua benua dan dua samudera serta sumber kekayaan alam yang sangat berlimpah menyebabkan Indonesia memiliki nilai strategis yang penting dalam konteks geopolitik dan geostrategi.
Dilanjutkan Panglima TNI, TNI adalah alat pertahanan negara yang menjadi garda terdepan dan benteng terakhir maka tantangan besar di atas menjadi tugas utama TNI yang harus dihadapi dengan segala daya dan upaya yang dimiliki.
“Hal ini tidak saja membutuhkan profesionalisme prajurit dan sumber daya kekuatan pertahanan yang besar dan tangguh tetapi juga dibutuhkan cara bertindak atau strategi pertahanan yang efektif dan efisien dalam menghadapi ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia” tegas Panglima TNI.
Dijelaskan Panglima TNI kondisi geografis kepulauan Indonesia merupakan kekhasan yang membutuhkan pendekatan yang holistik dan cara berpikir dengan sistem untuk dapat menyusun suatu strategi pertahanan yang bersifat semesta dan dualistik. Semesta yang berarti melibatkan seluruh sumber daya nasional yang disusun dalam komponen pertahanan utama cadangan dan juga komponen pendukung, sedangkan dualistik bermakna yaitu memandang ke arah ancaman yang datang dari luar dan mengatasinya di luar wilayah negara sendini mungkin.
"Perkembangan lingkungan strategis saat ini telah menunjukkan bahwa potensi untuk terjadinya invasi militer suatu negara masih bersifat faktual. Perang Rusia-Ukraina merupakan bukti empiris yang harus menjadi tanda peringatan atau alarm bagi kita untuk membangkitkan kembali kesadaran pentingnya pertahanan sebuah negara dengan ancaman invasi," lanjut Panglima TNI.
Ditegaskan Panglima TNI ancaman perang tetap ada. Oleh sebab itu, TNI perlu merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman potensial, dampak faktual, dan menjadi landasan untuk perencanaan pembangunan kekuatan dalam rangka mengantisipasi ancaman di masa depan.
Diharapkan seminar nasional ini akan menjadi sarana brainstorming dari para pakar, akademisi, dan praktisi sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih luas dan holistik dalam menyusun strategi pertahanan nusantara.
Seminar Nasional yang diselenggarakan di Hotel Borobudur Jakarta ini secara tatap muka diikuti oleh 300 peserta yang terdiri dari perwira TNI dari tiga matra, dari kementerian, lembaga non kementerian, serta perguruan tinggi dan juga diikuti secara daring oleh satuan-satuan TNI di seluruh Indoensia.
(Pen/RSN)
Editor: Rian